A. Membina Peribadi
1. Perbaikan Akhlak Firman AlLah swt. dalam Al-Quran (S.
Al-Kahfi: 110)
- "Maka
barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh (memperbaiki akhlak) dan janganlah ia
mempersekutukan apapun dalam beribadat kepada Tuhan (bersih dari segala
kotoran hawa nafsu)"
Al-Ghazali di
dalam kitabnya Kimyaus-Saadah menyatakan
- "tujuan
perbaikan akhlak ialah membersihkan qalbu dari kotoran hawa nafsu dan
amarah hingga hati menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat menerima
Nur cahaya Tuhan".
2. Sabar Firman AlLah swt. dalam Al-Quran (S.
Al-Baqarah: 45 - 46)
"Jadikanlah sabar dan Salat sebagai penolongmu, dan
sesungguhnya yang demikian itu adalah tugas berat kecuali bagi orang yang
khusyu".
Orang - orang
yang khusyu' itu ialah orang yang menyukai bahwa mereka itu akan bertemu dengan
AlLah dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya"
Menurut
Al-Ghazali, 'Sabar' ialah meninggalkan segala macam pekerjaan yang digerakkan
oleh hawa nafsu, tetap pada pendirian agama yang bertentangan dengan kehendak
hawa nafsu, semata - mata kerana menghendaki kebahagiaan dunia dan
akhirat"
Pembahagian
Sabar:
- a)
Sabar Disiplin / Taat
- i) Sabar
sebelum taat, ialah niat yang ikhlas, tujuan yang benar, merasa
berkewajipan atas keyakinan agama dalam menerima peraturan berupa
perintah atau larangan.
- ii) Sabar
melaksanakan taat, ialah melaksanakan kewajipan sampai selesai, berkala
atau terus menerus dengan penuh tanggungjawab dan kesungguhan.
- iii) Sabar
setelah taat, ialah tidak merasa bangga dengan selesainya pekerjaannya,
tidak iri hati atau kekurangan atau kelebihan orang lain, tidak ria'
untuk dikagumi hasil usahanya.
- b)
Sabar Berkewajipan. Mengetahui sesuatu kewajipan tidak cukup
untuk dapat dikerjakan tanpa adanya kesabaran dan sebaliknya mengetahui
sesuatu larangan belum tentu dapat meninggalkannya tanpa adanya kesabaran.
- c)
Sabar menurut hukum terbahagi:
- Sabar untuk
menjauhkan diri dari segala yang haram,hukumnya 'wajib'.
- Sabar untuk
menjauhkan diri dari segala pekerjaan makruh, hukumnya 'sunat'.
- Sabar dalam
menjalankan hukuman kerana pelanggaran maka hukumnya 'harus'.
- Sabar
membela kehormatan atau hak milik hukumnya 'haram'. Sifat sabar dalam
keadaan ini dinamakan 'sabar Saja'ah' (sabar berani). Firman AlLah dalam
Al-Quran (S. Al-Anfaal: 46)
"Bersabarlah
kamu sekalian, sesungguhnya AlLah beserta mereka yang sabar".
3) Syukur. Berterima kasih kepada AlLah atas
segala nikmat pemberianNya. Erti Syukur, keadaan seseorang mempergunakan nikmat
yang diberikan oleh AlLah itu hanya untuk membuat kebajikan.
4) Ridha bil Qadha. Ridha ertinya rela menerima dengan apa yang
ditentukan dan ditaqdirkan AlLah kepadanya. Rela berjuang atas jalan AlLah
mencari semata - mata keridhaan AlLah (Ibtighaa MadhatilLah).
Kesimpulan Sabar,
Syukur dan Ridha adalah tiga sifat terpuji yang sangat bernilai tinggi, dapat
membawa kepada ketinggian budi pekerti dan akhlak dan merupakan kekuatan yang
dapat menolong untuk berkemahuan keras, berjiwa besar dan bertanggungjawab.
Pendidikan Tasauf
pertama - tama dengan pembaikan akhlak, mencapai tingkat demi tingkat yang lebih
tinggi, dari Muslim biasa kepada Mukminin kepada Muhsinin kepada Muttaqin
kepada Mukarrabin kepada Arifin - mengenal dan merasai Tuhan yang sungguh -
sungguh. Dengan sifat - sifat yang tersebut, mereka memasuki latihan - latihan
jiwa dan mujahadah dengan Sistem berikut :
- Takhalli
- mensuci bersih diri dari segala dosa lahir dan dosa bathin.
- Tahalli
- mengisi diri dengan segala sifat yang terpuji.
- Tajalli
- memperoleh hakekat kenyataan Tuhan kerana suci bersihnya hati mereka
mencintai AlLah. B Latihan Rohani dan Tingkat - Tingkat Yang Harus Dilalui
1. Tujuan Takhalli ialah:
a].
Membersihkan diri dari kotoran hati / sifat - sifat tercela.Firman AlLah dalam
Al-Quran (S. As-Sams: 9 - 10)
"Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensucikan jiwanya
dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya".
- Sifat
- sifat yang mengotori jiwa / hati
- Hasad
- irihati
- Haqad
- dengki / benci
- Suuz-zan
- sangka buruk
- Kibir
- sombong
- Ujub
- merasa sempurna diri dari orang lain
- Riya
- mempamerkan kelebihan diri
- Suma'
- cari nama atau kemasyuran
- Bukhul
- bakhil / kikir
- Hubbul
Mal - cinta kebendaan
- Tafahur
- membanggakan diri
- Ghadab
- pemarah
- Ghibah
- pengumpat
- Namimah
- bicara belakang orang
- Kizib
- dusta
- Khianat
- munafik Maksiat Lahir - segala perbuatan yang dikerjakan oleh anggota
badan manusia yang merosak orang atau diri sendiri sehingga membawa
pengorbanan benda - benda, fikiran dan perasaan. Maksiat Bathin - lebih
berbahaya kerana tidak kelihatan dan kurang disedari dan sukar
dihilangkan.
b].
Cara membersihkan jiwa / hati Tersingkapnya tabir / hijab yang membatasi diri
dengan Tuhan ialah suci bersihnya diri / jiwa dari kotoran - kotoran maksiat
lahir dan maksiat bathin. Menurut Ahli Tarekat ada 4 dinding / hijab yang
membatasi diri dengan Tuhan dan ada 4 juga jalan yang dapat membuka dinding /
hijab itu.
i) Tingkat Pertama : Suci dari Najis dan Hadas - Bersih dari
najis maka wajib bersuci dengan air atau berinstinja dengan tanah. - Suci dari
hadas besar (keluar mani) maka wajib mandi. - Suci diri dari hadas kecil maka
wajib berwudhu. * Seorang yang hendak menghubungkan diri dengan Tuhan maka
wajib bersih badannya, bersih pakaiannya, bersih tempatnya, bersih lahir dan
bathinnya.
ii) Tingkat Kedua : Suci Dari Dosa Lahir Ada 7 anggota badan
yang membuat dosa lahir yang disebut maksiat, iaitu :
- Mulut -
dusta / ghibah
- Mata -
melihat yang haram
- Telinga -
mendengar cerita kosong
- Hidung -
menimbulkan rasa benci
- Tangan -
merosak
- Kaki -
berjalan membuat maksiat
- Kemaluan -
bersyahwat / berzina (termasuk makan yang haram).
iii) Tingkat Ketiga : Suci dari Dosa Bathin Ada 7 alat
pembuat dosa bathin yang dinamakan 7 Lataif (Petikan : Pengantar Ilmu Tarekat
oleh Abubakar Aceh)
- Latifatul
Qalby - berhubungan jantung jasmani. Letaknya dua jari di bawah susu kiri.
Di sinilah letaknya sifat - sifat kemusyrikan, kekafiran dan ketahyulan
dan sifat - sifat iblis. Untuk mensucikannya zikir dengan membaca 5000
kali - AlLah, AlLah. Pada tingkat ini hati diisi dengan Iman, Islam,
Ihsan, Tauhid dan Makrifat.
- Latifatu Roh
- berhubungan Rabu jasmani. Letaknya dua jari di bawah susu kanan. Di
sinilah letaknya sifat Bahimiyah (binatang jinak) iaitu sifat menurut
nafsu. Untuk mensucikannya zikir dengan dipalu sekeras - kerasnya 1000
kali - AlLah, AlLah.
- Latifatus-Sirri.
Letaknya dua jari di atas susu kiri. Di sinilah letaknya sifat 'Syabiyah'
(binatang buas) iaitu sifat zalim / aniaya, pemarah dan pendendam. Untuk
mensucikannya zikir dengan membaca 1000 kali - AlLah, AlLah. Pada tingkat
ini hati diisi dengan sifat kasih sayang dan ramah - tamah.
- Latifatul
Khafi - dikenderai Limpah jasmani. Letaknya dua jari di atas susu kanan.
Di sinilah letaknya sifat 'Syaitanuyah' iaitu hasad / dengki, munafik dan
khianat. Untuk mensucikannya berzikir 1000 kali membaca AlLah, AlLah
dengan dipalukan sekeras - kerasnya. Pada tingkat ini hati diisi sifat
Syukur dan Sabar.
- Latifatul
Akhfa - berhubungan empedu jasmani. Letaknya di tengah - tengah dada. Di
sinilah letaknya sifat ria, takbur / sombong, ujub / membanggakan diri dan
Sum'a / cari nama atau kemasyuran. Untuk mensucikannya zikir 1000 kali
membaca AlLah, AlLah. Pada tingkat ini hati diisi sifat Ikhlas, Khusyu', Tadarru
Tafakkur.
- Latifatun-nafsun-Natiqa.
Letaknya di antara dua kening. Di sinilah letaknya 'nafsu ammarah'
penghalang besar untuk menciptakan perbaikan masyarakat. Untuk
mensucikannya zikir 1000 kali membaca AlLah, AlLah. Pada tingkat ini hati
diisi dengan sifat Tenteram dan Pikiran Tenang.
- Latifah
kullu Jasad - kenderai seluruh tubuh jasmani. Dalam Latifah inilah
terletak sifat jahil dan ghaflah (kejahilan dan alpa). Untuk mensucikannya
hendaklah dizikirkan 1000 kali - AlLah, AlLah sehingga mengalir zikir
disekujur badan jasmani sehingga tiada tempat untuk sifat kebendaan /
kejahilan dan kelalaian / Ghaflah. Pada tingkat ini hati diisi pula sifat
Ilmu dan Amal.
iv) Tingkat Keempat : Suci Hati Rabbaniyah Yang
dimaksudkan Latifatul Qalby di sini bukan jantung jasmani tetapi
"Latifatur Rabbaniyah" adalah Roh yang suci yang paling halus dan
memerintah serta mengatur badan dan anggota badan jasmani. Dialah hakekat diri
yang sebenar diri. Induk kepada latifah - latifah lain. Sabda RasululLah s.a.w.
- "Di
dalam tubuh anak Adam ada segumpal daging apabila ia baik, maka baiklah
seluruh jasad dan apabila ia rosak maka rosaklah seluruh jasad.
Ketahuilah, dia itu ialah 'hati'.
Pada Latifah
Rabbaniyahlah tempat jatuhnya penilikan AlLah kepada manusia. Menurut Kaum Sufi,
bahawa kehidupan dan alam penuh dengan rahsia - rahsia tersembunyi. Rahsia
tertutup oleh dinding/hijab tetapi bisa terbuka dan dapat tersingkap, dapat
melihat atau merasai atau berhubungan dengan terang ter-rahsia asal kita
menempuh jalannya. Jalan itulah dinamakan 'Tarekat'. Ahli Tarekat menempuh
jalan didikan 3 tingkat iaitu
- Takhalli,
- Tahalli dan
- Tajalli.
2. Tujuan Tahalli ialah:
Mengisi diri
dengan sifat - sifat terpuji / menyinari hati.
a)
Dasar Perbaikan Akhlak. Kaum Sufi mengatur suatu ajaran untuk memperbaiki tata
kehidupan dan penghidupan manusia agar manusia itu menjadi 'manusia wara' yang
ikhlas dalam beribadat kepada AlLah, ikhlas dalam pengabdian melayani
masyarakat dan damai / berpartisipasi dalam kehidupan. Firman AlLah dalam
Al-Quran
(S. An-Nahl: 90)
"Bahwa
sesungguhnya AlLah memerintahkan untuk berlaku adil, berbuat kebajikan, hidup
berkeluarga. Dan melarang kekejian, kemungkaran dan bermusuhan. Bahwa Tuhan
mengajarkan kepada kamu sekalian (pokok - pokok akhlak itu) agar kamu sekalian
menjadi perhatian"
Ajaran itu
menurut istilah sufi dinamakan: Takhalli, Tahalli dan Tajalli. Sistem ajaran
ini memerlukan latihan - latihan dan perjuangan dengan tanjakan - tanjakan dari
satu tingkat ke tingkat lebih tinggi yakni dari mensuci bersihkan hati ke
tingkat menyinari hati sampai dekat diri kepada AlLah dalam keadaan Tajalli.
b) Sifat
yang Mnyinari Hati / Jiwa. Sifat yang menyinari hati / jiwa menurut Kaum Sufi
dinamakan sifat - sifat terpuji. Menurut Al-Ghazali di dalam kitabnya
"Arbain fi Usulid-Din" antara sifat - sifat terpuji itu ialah:
- Taubat
- menyesali diri dari perbuatan yang tercela
- Khauf
/ Taqwa - perasaan takut kepada AlLah
- Ikhlas
- niat dan amal yang tulus atau suci
- Syukur
- rasa berterima kasih
- Zuhud
- hidup sederhana, apa adanya
- Sabar
- tahan diri dari segala kesukaran
- Ridha
- bersenang diri menerima keputusan AlLah
- Tawakkul
- menggantungkan diri, nasib kepada AlLah
- Mahabbah
- cinta kepada AlLah semata - mata
- Zikrulmaut
- selalu ingat mati Maka apabila manusia telah menaungi dan mengisi
hatinya dengan sifat - sifat terpuji itu maka hati menjadi cerah dan
terang dapat pula menerima cahaya dari sifat - sifat tadi.
c) Mendekatkan
Diri kepada AlLah. Untuk mendekatkan diri kepada AlLah perlu melalui apa yang
lazim dikerjakan oleh Kaum Sufi iaitu Kesempurnaan Agama Islam yang dapat
dicapai dalam 4 tingkat.
i) Tingkat Pertama : Syariat Ertinya mengerjakan amal
badaniyah daripada segala hukum - hukum: shalat, puasa, zakat dan haji. Syariat
adalah peraturan - peraturan yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Tujuan
utama syariat ialah membangun kehidupan manusia atas dasar amar ma'ruf dan nahi
mungkar. Syariat membahagi ma'ruf kepada 3 kategori:
- 1. Fardhu
atau wajib
- 2. Sunnat
atau mustahab
- 3. Mubah
atau harus
Selanjutnya
syariat membahagi munkarat atas 2 bahagi iaitu :
Peraturan -
peraturan yang diatur oleh syariat itu adalah atas dasar Quran dan Sunnah yang
merupakan sumber hukum dalam Islam untuk keselamatan manusia. Menurut Ahli
Sufi, bahawa syariat itu baru merupakan tingkat pertama menuju jalan kepada
Tuhan. Tarekatlah yang merupakan perbuatan untuk melaksanakan syariat itu.
Apabila 'Syariat' dan 'Tarekat' dikuasai maka lahirlah 'Hakekat' yang tidak
lain daripada perbaikan keadaan dan ehwal, sedang tujuan terakhir adalah
'Makrifat' iaitu mengenal Tuhan yang sebenar - benarnya, serta mencintainya
sebaik - baiknya. Syariat ialah pengenalan perintah dan Hakekat ialah pengenalan
pemberi perintah.
ii) Tingkat Kedua : Tarekat Dasar - dasar pokok mengenai Tarekat
antara lain:
1. Sebuah Hadis
Qudsi menyatakan : "Adalah Aku suatu perbendaharaan yang tersembunyi, maka
inginlah Aku supaya diketahui siapa Aku, maka kujadikanlah makhluk: Maka dengan
AlLah mereka mengenal Aku". Dasar "Wihdhatul Wujud" yang menjadi
faham Ahli Tarekat. Bahawa AlLah itu permulaan kejadian, yang awalnya tiada
permulaan. AlLah telah ada dan tiada yang lain besertaNya. Dan kerana supaya
zatnya dilihat pada sesuatu yang bukan zatnya, sebab itulah dijadikan segenap
kejadian (Al-Khaliq).
2. Firman AlLah
dalam Al-Quran (S.Al-Jin: 16)
"Dan bahawa jika mereka tetap (istiqamah) menempuh jalan itu
"TAREKAT" sesungguhnya akan Kami beri rezeki / rahmat yang berlimpah
- limpah".
"Tarekat"
adalah suatu sistem (tariqah) untuk menempuh jalan yang pada akhirnya mengenal
dan merasakan adanya Tuhan, dalam keadaan seseorang dapat melihat Tuhan dengan
mata hatinya (ainul basirah). Ini didasarkan atas pertanyaan Saidina Ali bin Abi
Thalib kepada RasululLah: "Manakah Tarekat yang sedekat - dekatnya
mencapai Tuhan? Yang dijawab RasululLah s.a.w. : "tidak lain daripada
zikir kepada AlLah". "Syariat" mewajibkan seseorang mengadap
Kiblat dalam Shalat, maka "Tarekat" tidak sampai di situ saja.
Tarekat berpegang kepada Firman AlLah: "Sembahlah Aku". Yang
bermaksud semua ibadah dilakukan kerana tujuan untuk ber-Taqwa (takut) kepada
AlLah. Tetapi bukan setakat pengertian "syariat" iaitu mengerjakan
apa yang diperintah dan menjauhkan apa yang dilarang. Tetapi menurut Ahli
Tarekat Taqwa adalah perpaduan dari 4 sifat:
- 1.
(ta) - Taubat
- 2.(qaf)
- Qinaah atau khusyu'
- 3.
(wauw) - Wara
- 4.
(alif) - Ikhlas beribadah mencari keridhaan AlLah
iii) Tingkat Ketiga : Hakekat Syariat merupakan peraturan,
Tarekat merupakan pelaksanaan maka hakekat adalah tujuan pokok yakni pengenalan
Tuhan yang sebenar - benarnya. Menurut Tarekat, hati wajib menghadap kepada
AlLah berdasarkan ayat Quran: "Fa'buduny - sembahlah Aku". Menurut
kita menyembah Tuhan seolah - olah Tuhan terlihat, berdasarkan Hadis: "Sembahlah Tuhanmu, seakan - akan engkau melihatnya,
jika engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Tuhan melihat kamu".
Menurut Makrifat,
ialah mengenal AlLah untuk siapa dipersembahkan segala amal ibadat itu. Yang
dengan khusyu' seseorang hamba merasa berhadapan dengan AlLah, ketika ini
perasaan bermusyahadah berintai - intaian dan bercakap - cakap dengan Tuhan
seolah - olah AlLah berkata: "Innany Ana AlLah - Aku inilah Tuhan yakni
AlLah" maka kehadiran "hati" berkata: "Anta AlLah -
Engkaulah AlLah". Lalu AlLah berkata lagi: "Iqimis-shalata lizikry -
bershalatlah untuk mengingat akan Aku". Demikian "hakekat",
ialah membuka kesempatan bagaimana salik mencapai maksudnya, iaitu mengenal Tuhan,
Ma'rifatulLah dan Musyahadah Nur yang Tajalli.
Al-Ghazali
menerangkan : "Bahawa Tajalli itu ialah
terbuka Nur cahaya yang ghaib bagi hati seseorang dan sangat mungkin yang
dimaksudkan dengan Tajalli ialah Mutajalli yang tidak lain daripada itulah
AlLah".
iv) Tingkat Keempat : Ma'rifat. Ma'rifat adalah tujuan
pokok, yakni: mengenal AlLah yang sebenar - benarnya. Taftazany dalam kitabnya
"Syarhul Maqsid" menerangkan: "Apabila seseorang mencapai tujuan
terakhir dalam pekerjaan suluknya - ilalladan fillah, pasti dia tenggelam dalam
lautan tauhid dan irfan sehingga zatnya selalu dalam pengawasan zat Tuhan dan
sifatnya selalu dalam pengawasan sifat Tuhan. Ketika itu orang itu fana dan
lenyap dalam keadaan "masiwallah" apa yang bersifat bukan AlLah. Dia
tidak melihat wujud alam ini melainkan AlLah. Al-Ghazali menerangkan:
"bahawa hatilah yang dapat mencapai hakekat sebagaimana yang tertulis pada
Lauhin Mahfud, iaitu hati yang sudah bersih dan murni. Alhasil, tempat untuk
melihat dan Ma'rifat AlLah adalah "HATI".
3. Tujuan Tajalli ialah:
Mencari Kenyataan
AlLah. Firman AlLah dalam Al-Quran (S.An-Nur: 25)
"AlLah
itu cahaya langit dan bumi"
Berlandaskan ayat
ini Ahli Sufi yakin beroleh pancaran Nur AlLah Tajallinya AlLah. Demikian AlLah
Tajalli dengan af-al, asma' dan zatNya yang tidak tersembunyi, "mutajalli
min zatihi la yakhhfa". Dalam menempuh jalan (tarekat) untuk memperoleh
kenyataan Tuhan (Tajalli), Ahli Sufi berusaha melalui ridha dengan latihan -
latihan dan mujahadah (perjuangan) dengan menempuh jalan, antara lain melalui
dasar pendidikan 3 tingkat iaitu: Takhalli, Tahalli dan Tajalli. Ada pula yang
menempuh jalan suluk dengan sistem "Muratabatu - thariqah" yang
terdiri dari 4 tingkat: (seperti sistem yang dipakai oleh Tarekat Naqsabandiah)
:
- 1.
Taubat
- 2.
Istiqamah : Taat lahir dan bathin
- 3.
Tahzib : terdiri dari beberapa riadhah / latihan seperti puasa, mengurangi
tidur dan menyendiri.
- 4.
Taqarrub : mendekatkan diri kepada AlLah dengan berkhalwat, zikir terus -
menerus.
Seterusnya maka
sampailah salik pada Maqam Nihayah: Fana-uhu 'ala
baqa-ihi wa ghaya-tuhu 'ala hudu-rihi yaitu fana dalam kebaqaan
AlLah dan lenyap dalam kehadiran AlLah. Hal demikian bisa berhasil kerana Tuhan
Maha cahaya terhadap hambaNya dan Tuhan adalah sumber cahaya dan Ilmu. Apabila
Tuhan telah menembusi hati hambaNya dengan 'nur' dan cahayaNya, maka berlimpah
ruahlah Rahmat.
Sumber: Risalah Alladuniyah-Imam
Ghazaly